Laman

Friday 26 September 2014

Sang Pecinta Alam

 


Bagian 1:

Hembusan angin di siang hari

Dikala matahari menyinari bumi

Hawa panas menyapu benua

Menghempaskan aku ke alam yang panas

Sang malam dan kegelapan

Menyelam kelam dalam kedinginan

Udara putih yang menerpa tubuhku

Laksana seribu jarum menusuk pori-poriku

Hingga bibirku bergetar sangat keras,

seakan hendak merontokan seluruh gigiku

Jari jemari tanganku

Jari jemari kakiku

Pucat berkerut seakan tak bernadi

Mungkinkah jari jemariku telah mati ?

Bagian 2:
Terang berbinar mataku memandang

Cahaya rembulan sejuta keindahan

Menghiasi kegalauan semesta alam

Dengan sinar Anugerah Tuhan,

yang bertahta tinggi di ujung daun pepohonan

Aku bangkit dari duduk kebimbangan

Berdiri tegak menyatakan perang, menantang penyakit alam

Pembalakan hutan, para penebang liar

Aku muak melihat tingkahmu mengusik alam

Bangkitlah… bangkitlah… rakyatku sayang

Suara Negeri menyapa alam

Menyadarkan aku, bahwa dunia diambang kehancuran

Rakyatku sayang, negeriku malang

Hilang kelam terkikis perubahn zaman

Bagian 3:
Aku datang menghampiri alam

Membawa pesan dari Tuhan

Lindungi alam, cintai lingkungan

Keindahan menjadi bonus jiwa kepedulian

Aku hadir mengunjungi alam

Sebagai pemuda sadar wisata pecinta alam

Bukan sekedar menikmati keindahan

Sebab aku datang dengan cinta dan keikhlasan,

sebagai penyanggah harapan

Aku ingin bumiku tetap nyaman !

Damai dan ketenangan yang kurasakan

Saat berada di tengah-tengah alam

Mungkinkah ini jawaban dari Tuhan

Mengapa, kita wajib menjaga dan melestarikan alam ?

Bagian 4:
Dengan penuh keyakinan kutatap alam

Sejuta cinta yang akan kuserahkan

Telah dihidangkan di atas meja Sang Pencipta alam

Jangan lekas pergi atau menghilang

Nikmatilah dahulu anugerah kasih sayang

Alamku rusak, badaikan segera menerjang

Alamku hancur, kehidupan segera berakhir

Alamku musnah, tibalah hari kiamat

Alamku, alamku tetaplah kau bertahan di sana

Aku datang mendekat dalam kehidupanmu

Aku hadir merayu keagungan jiwa pengasihmu

Berusaha menahan hadirmu dalam duniaku

Alamku, alamku jangan pergi dari kehidupanku
 



No comments:

Post a Comment