Laman

Monday 27 January 2014

Suku Konjo' Sul-Sel

Suku Konjo Pesisir, Sulawesi

Suku Konjo Pesisir, merupakan suatu suku yang mendiami kabupaten Bulukumba provinsi Sulawesi Selatan, yang tersebar di kecamatan Bontotiro, kecamatan Kajang, kecamatan Bontobahari dan kecamatan Herlang. Selain itu suku Konjo juga terdapat di kabupaten Sinjai dan di kecamatan Pujananting kabupaten Barru. Populasi suku Konjo diperkirakan sebesar 125.000 orang.

kapal Phinisi suku Konjo Pesisir
pic: wong168
Orang Konjo Pesisir termasuk suku pengarung laut, pada masa dahulu suku ini suka mengarungi lautan dan menjelajah ke mana-mana. Laut bagi mereka adalah kehidupan dan dianggap sebagai lahan untuk mencari sumber kehidupan. Suku ini terkenal dengan kapal Phinisi yang menjadi legenda sejak masa lalu. Karena kemampuan jelajahnya sangat jauh hingga kemana-mana. Selain itu mereka juga sangat trampil dalam membangun atau membuat kapal Phinisi yang juga banyak digunakan oleh suku Bugis dan suku Makassar.

Masyarakat suku Konjo Pesisir ini secara mayoritas adalah penganut agama Islam. Agama Islam telah lama berkembang di kalangan mereka. Beberapa tradisi adat suku Konjo Pesisir banyak dikombinasikan dengan unsur budaya Islami.
Perkampungan pemukiman suku Konjo Pesisir berada di dekat hutan lindung yang dianggap sakral oleh masyarakat suku Konjo. Sehingga siapa saja yang ingin melintas atau memasuki hutan lindung ini harus memakai pakaian serba hitam.

Rumah- rumah suku Konjo Pesisir berada di sepanjang jalan-jalan utama, dan daerah pedesaan. Komunitas mereka terbagi sesuai dengan garis-garis politik sampai dengan tingkat RT, yang terdiri dari 10 rumah tangga. Desa biasanya mengikuti batas-batas kerajaan atau keluarga lama. 

Suku Konjo Pesisir memiliki ciri-ciri budaya sebagai berikut: 
  • saling membantu dalam pekerjaan dan keuangan, upacara perkawinan,
  • menjenguk orang sakit, melayat orang meninggal. Sekalipun di antara anggota suku ini ada pertengkaran, mereka bersatu menghadapi
  • ancaman dari pihak luar.
  • materialisme diwujudkan dengan meminta secara terus terang kepada
  • orang yang tidak takut bersaing mengumpulkan harta dan pemborosan
  • agar orang lain terkesan.
  • kegemaran kumpul-kumpul dan mengobrol.
  • cenderung berkelit dalam menjawab pertanyaan.
  • mempertahankan harga diri, dengan mempertahankan status sosial.

Suku Konjo Pesisir sebagian berprofesi sebagai petani. Mereka menanam berbagai jenis tanaman, seperti sayur-sayuran dan buah-buahan. Sistem pertanian mereka biasanya berdasarkan sistem bagi hasil antr sesam warga desa, yang dikerjakan secara beramai-ramai atau gotong-royong. Sebagian dari mereka berprofesi sebagai nelayan, mereka menangkap ikan di laut sesuai dengan waktu dan cuaca yang sudah diperhitungkan dengan matang.

sumber bacaan:
  • bangsabugis.blogspot.com
  • sabda.org
  • wikipedia
  • liranews.com
  • dan sumber lain
sumber foto:
  • wong168.wordpress.com

    Suku Konjo Gunung, Sulawesi

    Suku Konjo Gunung (Konjo Pegunungan), adalah salah satu suku Konjo yang mendiami daerah dataran tinggi pegunungan di kecamatan Tinggi Moncong yang beribukota Malino di kabupaten Gowa. Pemukiman suku Konjo Gunung ini terdapat juga di kabupaten Sinjai provinsi Sulawesi Selatan. Wilayah Kalimporo/ Jannaya merupakan pusat wilayah suku Konjo Gunung, yang memiliki keterikatan dengan daerah Tana toa lama dan desa-desa Konjo yang lain. Populasi suku Konjo Gunung ini diperkirakan sebesar 150.000 orang.

    suku Konjo Gunung
    pic: ekanugraha
    Suku Konjo Gunung berbicara dalam bahasa Konjo. Bahasa ini berkerabat dengan bahasa Makasar dan juga dengan sebagian besar bahasa-bahasa lain di Sulawesi Selatan. Suku Konjo secara sejarah asal-usul masa lalu dan budaya, kemungkinan masih terkait kerabat dengan suku Makassar dan suku Bugis. Sementara, suku Konjo sendiri berkerabat dekat dengan suku Konjo Pesisir dan suku Konjo Hitam, yang sering disebut sebagai suku Kajang.

    Suku Konjo Gunung hidup dalam sistem kekeluargaan yang kuat, terlihat dalam suasana gotong-royong dalam kehidupan sehari-hari mereka. Suasana gotong-royong terlihat dalam setiap membangun rumah, mempersiapkan pesta, atau pada masa panen.
    Selain itu sikap ramah dalam berinteraksi sosial sangat terlihat pada keseharian suku Konjo Gunung ini. Mereka sangat halus perasaan dan cenderung sensitif, apabila seseorang melintas dan tidak menyapa atau menegur, maka orang Konjo Gunung akan merasa sakit hati.

    Pada dasarnya orang Konjo Gunung sangat ramah dalam memberikan sambutan yang baik kepada seseorang atau pendatang dari luar. Mereka mudah akrab dengan orang lain, dan suka mengobrol serta banyak bertanya mengenai dunia luar dan mempelajari hal-hal baru.

    Suku Konjo Gunung seluruhnya telah memeluk agama Islam. Mereka adalah penganut agama Islam yang taat. Beberapa tradisi adat mereka banyak mengandung unsur Islami. Tapi, walaupun mereka telah memeluk agama Islam, tapi masih banyak dari mereka yang percaya kepada roh-roh di alam sekitarnya.

    Mayoritas suku Konjo Gunung ini bermata pencaharian sebagai petani. Sistem pertanian bagi hasil sangat lazim di kalangan suku Konjo, penggarap menerima 1/2 atau 1/3 dari keuntungan, tergantung perjanjian awal. Rata-rata petani memiliki sawah atau ladang seluas minimal 2 sampai 3 ha. Kacang dan tembakau merupakan tanaman utama mereka untuk diperdagangkan.

    sumber:
    • bangsabugis.blogspot.com
    • sabda.org
    • wikipedia
    • dan sumber lain
    sumber foto:
    • ekanugraha68.blogspot.com

      Suku Konjo Hitam, Sulawesi

      suku Konjo Hitam (Kajang)
      pic: mannaismayaadventure
      Suku Konjo Hitam (Kajang), adalah suatu komunitas masyarakat yang mendiami wilayah sebelah Barat Kajang di provinsi Sulawesi Selatan. Suku Konjo Hitam ini memiliki nama lain yang lebih populer, yaitusuku Kajang.

      Pada dasarnya suku Konjo Hitam ini adalah sama dengan suku Konjo Pesisir, namun suku Konjo Hitam memiliki kebiasaan yang berbeda dengan suku Konjo Pesisir, mereka lebih memilih untuk mengasingkan diri ke daerah pedalaman, dan tidak terlalu suka berinteraksi dengan masyarakat lain di luar komunitas mereka. Mereka terikat dalam adat-istiadat yang kuat yang membuat mereka tetap bertahan dalam keterasingan mereka di daerah pedalaman. Kebiasaan inilah yang membuat mereka terlihat berbeda dengan suku Konjo Pesisir yang lebih terbuka dan sering melakukan hubungan sosial dengan masyarakat lain.

      Suku Konjo Hitam memiliki gaya berpakaian yang unik, gaya hidup berbeda seperti yang diterapkan oleh leluhur mereka sejak lama, yaitu memakai pakaian serba hitam. Mereka masih mempercayai animisme dan dinamisme. Dalam kehidupan suku Konjo Hitam ini, segala bentuk praktek sihir dan mistik masih kerap dijalankan, serta beberapa proses ritual penyembahan animisme.

      Orang Konjo Hitam menganggap diri mereka adalah suku asli di wilayah ini. Mereka tidak pernah memiliki raja, dan tidak tunduk terhadap kekuasaan raja-raja yang berada di daerah lain. Mereka adalah orang-orang yang berani dan tidak takut terhadap siapapun.
      Dalam kehidupan masyarakat suku Konjo Hitam ini, tidak mengenal sistem lapisan masyarakat, mereka menganggap bahwa mereka semua adalah sederajat dalam kehidupan mereka. Mereka menganggap bahwa mereka adalah orang Konjo yang tertua, dan menganggap daerah mereka sebagai pusat tradisional bagi seluruh keturunan suku Konjo.

      Suku Konjo Hitam berbicara menggunakan bahasa yang sama dengan suku Konjo Pesisir, tapi mereka memiliki beberapa dialek yang berbeda, yaitu dialek Tana Toa, dialek Konjo Hitam dan dialek Kajang.

      pemukiman suku Konjo Hiitam
      pic: nurafrah.wordpress.com
      Masyarakat Konjo Hitam seluruhnya adalah pemeluk agama Islam. Agama Islam telah berkembang sejak lama di kalangan mereka. Hanya saja, beberapa praktek animisme masih tetap dijalankan. Pemimpin adat tidak terlalu berpengaruh bagi mereka. Pemimpin adat dipilih oleh warga hanya untuk memimpin upacara keagamaan dan tugas-tugas di masjid. Mereka percaya dengan kemampuan dukun dalam upacara adat dan menyembuhkan anggota suku mereka yang sedang sakit. Amma Toa adalah Ketua Adat, yang bertugas sebagai pemimpin keagamaan dan sangat disegani karena dianggap memiliki kesaktian yang tinggi.

      Suku Konjo Hitam hidup dengan memanfaatkan alam sekitarnya. Mereka membuka ladang dengan menanam beberapa jenis tanaman untuk memenuhi kebutuhan hidup mereka. Kadang-kadang mereka juga berburu binatang liar untuk dibagikan ke warga desa.

      sumber:
      • bangsabugis.blogspot.com
      • wikipedia
      • dan sumber lain
      sumber foto:
      • mannaismayaadventure.com
      • nurafrah.wordpress.com

No comments:

Post a Comment